Senin, 02 Mei 2011

Pemakai BlackBerry di Indonesia

Pengguna Blackberry di lapisan dunia lain biasanya fokus untuk memenuhi kebutuhan kerja, namun di Indonesia yang terjadi adalah pergeseran dari fungsi kerja ke lifestyle. "Bukan untuk fungsi sebenarnya karena di Indonesia BlackBerry bukan buat working tapi sudah bergeser ke lifestye," kata Dirut Better-B, Kemal Arsjad, dalam jumpa pers di Hotel Mulia, Jakarta, Better-B adalah salah satu pengembang aplikasi BlackBerry dari Indonesia. Ia menambahkan , kebanyakan pengguna BlackBerry di Indonesia menggunakan gadgetnya untuk mengakses Facebook dan Twitter. Padahal, kegunaan dan fungsi dari BlackBerry mobile phone, menurutnya, jauh lebih luas ketimbang hanya untuk mengakses situs jejaring sosial itu.
Senada dengan Kemar Arsyad, PR Manajer Hucthison CP Telecom, Arum K Prasopjo menuturkan “Hanya di Indonesia, BlackBerry digunakan oleh user non-corporate kalau di negara lain, BlackBerry digunakan untuk kepentingan corporate,” .

Salah satu yang mengagetkan adalah, Personal Identity Number (PIN) yang digunakan untuk Blackberry Mesenger (BBM) yang selama ini dikenal dengan keekslusifan dan kerahasiaannya, ternyata di Indonesia berubah dengan cepat menjadi sesuatu yang ‘diobral’ disana-sini. Setiap orang dengan mudah bertukar PIN Bbnya di situs jejaring sosial manapun. Ini sebuah kenyataan yang bisa dilihat menguntungkan bagi sebagian orang, tetapi juga menjadikan harus lebih mawas agar PIN tidak jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab.

MarkPlus menjalankan sebuah survei terhadap beban trafik data operator penyedia layanan BlackBerry, dan menghasilkan angka 45% di antaranya dipergunakan untuk email, 45% untuk chatting dan social networking khususnya Facebook dan 10% sisanya untuk browsing.

Data diatas menunjukkan, meskipun secara prosentase antara penggunaan email dan chatting / FB adalah sama, tetapi jika dilihat dari kuantitas beban chatting yang ringan, maka itu menunjukkan bahwa penggunaan terbesar dan paling sering pengguna BB di Indonesia adalah untuk chatting dan social networking.

"Berbeda dengan di negara-negara maju. Di sana, BlackBerry kebanyakan dipakai untuk push mail. Jadi jangan percaya kalau di sini ada orang beli BlackBerry cuma untuk push mail. Yakin deh, mereka beli cuma buat chatting dan Facebook," tandas Alex, Chief Brand Consultant MarkPlus.

Gengsi atau Fungsi ?

Dengan berbekal data dan paparan di atas, maka kemudian muncul pertanyaan lanjutan apakah pengguna Blackberry di Indonesia benar-benar membeli gadget tersebut karena fungsi utama yang dimiliki atau atas nama sebuah gengsi. Banyak yang hingga hari ini menganggap bahwa perangkat blackberry dengan harganya yang tinggi bisa menjadi alat untuk meningkatkan daya tawar seseorang di hadapan rekan kerja atau bisnisnya.

Jika dilihat dari biaya lebih yang harus digunakan seseorang untuk menebus sebuah gadget Blakberry idamannya, padahal pada saat yang sama ia bisa membeli smartphone dari vendor lain dengan kemampuan dan aplikasi yang jauh lebih lengkap, maka jawaban bahwa fenomena booming blackberry di Indonesia adalah sebuah pertaruhan gengsi cukup bisa dipertanggungjawabkan.

Saya tidak menafikkan sebagian pengguna lainnya yang benar-benar berorientasi pada fungsi bisnis dengan pushmailnya. Tapi selama penggunaan Blakcberry masih terdominasi dengan chatting dan social networking, maka kesimpulan sederhananya adalah Indonesia dengan perilaku konsumennya yang unik telah berhasil membuat Blackberry keluar dari ekslusifitasnya sebagai perangkat kantoran, menjadi gadget sejuta umat yang diidamkan semua lapisan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar